Powered By Blogger

Sabtu, 09 Februari 2013

LAHIR, HIDUP, MATI KITA ANUGERAH


Hanya ada satu kemungkinan ketika  bermiliaran ‘saudara kandung anda’  tak lolos dalam pertempuran kala itu, dan hanya andalah orang yang berhasil lolos. Suatu kebanggan bukan?  Lalu sebagai manusia yang unik, bukankah kebanggan ketika tak ada satupun di dunia ini yang menyamai kita. Tak ada satu pun yang lahirnya, pengalaman hidupnya, serta matinya sama dengan Anda. Sebuah mahakarya special yang diciptakan pada diri kita. Penciptaan yang tiada duanya.

Tercipta dan dilahirkan sebagai makhluk sempurna dihadapan Tuhan adalah suatu anugerah yang harganya tak terhingga. Pendengaran, penglihatan,dan semua yang telah diberikan  ketika kita lahir.Harga Anda tak ternilai !

Kita adalah makhluk special. Makhluk special tentu dihargai dengan tugas special. Makhluk terhormat diber i tugas terhormat, dan makhluk berharga harus diberi tanggungjawab berharga. Jika makhluk terhormat diberi tugas yang remeh,tentu itu merupakan pelecehan terhadapnya. Makhluk istimewa diberi  tugas yang biasa-biasa saja, tentu itu bentuk penghianatan. Seharusnya, Orang besar harus diberi tugas besar.
Begitu pun manusia sebagai makhluk yang harganya tak ternilai, tugas yang diberikan oleh Tuhan juga  tak ternilai. Tugas menjadi seorang khalifah ( pemimpin ) di muka bumi.

Berani menjadi manusia, harus berani memegang tanggung jawab yang disertakan Tuhan atasnya. Berani jadi manusia harus berani mengemban tugas kehormatan yang diamanatkan oleh Sang pencipta kepadanya.
Tapi lihatlah perilaku begitu banyak manusia. Mereka melecehkan dirinya dengan tertunduk kepada makhluk yang lebih rendah darinya. Mereka menjual martabat demi meraih pangkat. Mereka menukar harga dirinya demi meraih limpahan harta. Mereka mengorbankan kemuliaannya dengan mengisi hidupnya dengan beragam aktifitas yang tak pantas dilakukan oleh sesosok manusi yang mulia.

“ Sebenarnya diri kita lebih mahal ketimbang uang, maka jangan kejar uang. Jadikan uang yang mengejar kita.” Begitulah pernyataan Emha Ainun Nadjib yang pernah saya baca. Uang harus hanya menjadi efek moral dari sebuah pekerjaan.

Jangan pernah meremehkan hasil karya  Tuhan dengan pilihan-pilihan hidup kita yang kerdil. Jangan pernah melecehkan mahakarya Tuhan dengan aktivitas-aktivitas kita yang kerdil. Sebuah kedurhakaan jika kita sebagai makhluk istimewa hanya mengisi hidup dengan beragam kegiatan yang tak layak dikerjakan. Tentu tak akan jadi istimewa hidup kita ini kalau hanya numpang lewat hidup di bumi. Lahir,hidup,mati tanpa meninggalkan warisan berharga. Tanpa memberikan kontirbusi yang bermanfaat bagi sekitrnya.

Menyesali kesalahan-kesalahan selama ini dan berharap menjadi lebih baik setiap harinya adalah suatu cara yang lebih mengubah hidup ini untuk lebih bersyukur dengan apa yang telah diberi Sang Pencipta. Saya Cuma bias bilang, Hidup adalah kompetisi, persaingan dan selalu hanya terdapat dua pilihan dalam hidup ini. Ada sukses, ada gagal. Ada kaya, ada miskin. Ada naik, ada turun. Maka berlombalah. Saat kita berjalan, ternyata di tempat lain orang sedang berlari cepat mengejar impiannya masing-masing, apakah kita akan diam?

Jika kita mau, pasti bisa ! Salam semangat !















Tidak ada komentar:

Posting Komentar