Sejak saat kepergian ayahnya.
Tommy dan Ibunya hanya hidup berdua. Mereka tinggal di sebuah desa terpencil
dengan rumah sederhana pemberian sepeninggal ayahnya. Keadaan ekonomi yang
kekurangan tidak membuat sang ibu pupus harapan memberikan pendidikan
terbaik untuk anaknya. Ia selalu
berharap dalam setiap doanya, anaknya Tommy menjadi anak yang dibanggakan dan
berguna. Namun, ketika semua yang diharapkan dalam doanya berbeda, ibunya Tommy
tetap berusaha dan yakin.
Suatu hari seorang bocah berumur
empat tahun bernama Tommy. Sepulang dari sekolah ia membawa secarik kertas.
Bukan kertas biasa, tapi itu adalah surat dari gurunya. Ibunya pun membaca
kertas tersebut, “ Anak Ibu, Tommy, sangat bodoh. Kami minta Ibu
mengeluarkannya dari sekolah.”
Sang ibu terkejut membaca surat
itu. “Gila! Kasar sekali isi surat ini,” pikir ibu Tommy. Sang ibu akhirnya
membuat tekad yang kuat, “ Anakku, Tommy, bukan anak bodoh. Kalau sekolah tidak
mampu, biar aku sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.”
Sejak saat itu, surat itu selalu
disimpan ibunya. Ibunya Tommy bertekad kuat akan membuktikan bahwa anaknya
tidak bodoh. Setiap selesai bekerja dan di sela waktu luangnya, Ibunya selalu
menyempatkan mengajarkan Tommy. Ibu hebat itu tak pernah mengenal lelah. Hingga
suatu ketika Tommy kecil yang dahulu anak yang dianggap bodoh, telah tumbuh
dewasa dan berubah menjadi anak yang luar biasa.
Ya, Tommy kecil adalah Thomas
Alva Edison. Seorang penemu terhebat dan terkenal sekarang di dunia. Dan ibu
hebat itu adalah Nancy Edison, ibunya Tommy.
Kawan. Kekuatan diri yang
diberikan oleh Tuhan sebagai modal kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini.
Kita sebagai manusia selalu mengganggap kekuatan dan kemampuan yang kita miliki
tidak dapat diandalkan. Banyak dari kita yang kurang menggali potensi diri
sehingga kita pun sering kali merasa semua tidak akan mungkin dilakukan.
Akibatnya kita menjadi orang yang kurang percaya diri.
Padahal manusia diciptakan Tuhan
selalu memiliki potensi besar. Namun, terkadang seperti itulah perilaku
manusia. Tak sadar tentang kehebatan yang dikaruniakan Tuhan padanya. Ia
dicipta sebagai makhluk dengan potensi yang hebat, tapi karena kerumitan hidup
di masyarakat, pengaruh apa yang dilihat dan didengar di lingkungannya, telah
memudarkan keyakinan dalam dirinya bahwa ia punya potensi dahsyat yang bisa
menghebatkan masa depannya.
Intinya yakinlah dengan dirimu
sendiri. Potensimu lebih dahsyat, jika kita mau !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar